Entri Populer

Wednesday, 16 January 2013

Banjir Jakarta

Hari ini, 17 Januari 2012.

Jakarta dan sekitarnya menjadi topik hangat dimana-mana. Di tv, di social media, di bbm, semua 'mengeluh' soal Jakarta. Yaap, akibat hujan semalaman, bahkan sampai saat ini (1.27 am), masih saja hujan. Sesekali hujan berhenti, lanjut dengan gerimis, lalu hujan kembali lagi dengan hebatnya.
Sebenarnya kalau hanya hujan mungkin tidak akan menjadi masalah. Akibatnya yang sangat luar biasa. Yaitu banjir dan macet. Banjir dan macet yang menjadi momok menakutkan bagi semua warga Jakarta.

Hari ini, Jakarta dilingkupi oleh banjir. Bahkan jalan protokol pun terkena imbasnya. Jalan terputus, akses kemana-mana menjadi sulit. Orang-orang susah ingin melakukan aktivitas. Kendaraan tidak bisa jalan dengan normal, sehingga menimbulkan kemacetan parah. Bahkan penduduk harus mengungsi dari rumah mereka. Bayangkan saja, ketinggian banjir mulai dari 20cm hingga ada yang 4meter.

Jika sudah begini, siapa yang harus dipersalahkan? Alamkah? Cuacakah? Atau Tuhan? Sang pencipta segalanya? :)
Mari bercermin. Lihat diri masing-masing. Sudahkah kita melakukan yang terbaik buat kota ini?

Saya bukan warga Jakarta (ehm.. Sy tinggal di Tangerang, yang di beberapa titik tertentu pun mengalami banjir). Tapi saya prihatin melihat kondisi Jakarta. Salah satu alasannya, karena suami saya bekerja disana, dia harus bolak balik rumah-kantor (kawasan kuningan Jakarta), setiap hari. Dan dalam kondisi hujan, dia harus berangkat subuh-subuh untuk ngejar shuttle car agar bisa sampai di kantor. Begitu pula pulangnya. Jangankan pas banjir, kondisi normal pun Jakarta selalu bermasalah. MACET!! apalagi banjir begini kan?

Ada beberapa reaksi orang saat menghadapi banjir Jakarta hari ini, beberapa diantaranya sebagai berikut:

1. Berdoa di status bbm : Save Jakarta. :D
2. Mengeluh ga bisa ke kantor, padahal mau meeting pagi. Tapi masih sempat pose ditengah-tengah banjir, sambil nenteng tas kerja. Yang menggelitik adalah : siapa yang foto yah? Kok sempat2nya? hihihi
3. Mengumpat ke pemerintah, dalam hal ini Gubernur yang notabene belum 100 hari bekerja (cmiiw). Katanya cuma modal janji palsulah, mana bukti dari pekerjaannya. Hellow, banjir Jakarta bukan tanggungjawab Gubernur saja, tapi tanggungjawab semua warganya.
4. Memilih untuk buat status menyudutkan oknum-oknum tertentu di social media.
5. Diam, senyum saja dan no comment (ini kayanya saya). hehehe

well, apapun itu, semua kita berhak untuk berkomentar bukan? Tapi please, berpikirlah dahulu sebelum mengeluarkan statement.
Saya pribadi akan bilang begini : Udah tau banjir, ngapain masih mau tinggal di Jakarta? Kalau katanya Jakarta tempat mencari uang, iyah bener. Kalau sudah tahu begitu, jangan komen dong. hehehe (kalau saya lagi error itu).
Atau saya akan berpendapat seperti ini:
Ini kotamu, disini tempatmu mengadu nasib, atau mungkin keluargamu ada dikota ini semua. Jadi, merasalah untuk bisa ikut memiliki Jakarta. Gampang, simpel. Jangan buang sampah sembarangan. Pernah liat sungai di jakarta penuh sampah? Saya ga tau nama sungainya. Itu salah siapa? Masa iyah salah gubernurnya?
Atau, mana sih yang paling susah ditemukan di Jakarta, pohon hijau atau bangunan bertingkat? :D

Saya rasa semua orang tau jawabannya. Kalaupun ada kesalahan pemerintah dimasa lalu, siapa sih yang bisa menindaknya? Gorong-gorong di kota sebesar Jakarta yang hanya selebar 60cm. salah siapa? Jokowi kah?

Berpikir kritis itu perlu dalam masalah ini. Ayo dong, warga Jakarta, dukung pemerintahmu. Jangan dijatuhkan begitu. Membebaskan Jakarta dari banjir bukan 1 atau 2 bulan, tapi jangka panjang. doakan saja semoga 1 periode pemerintahan gubernur sekarang, ada hasil bagus yang kelihatan.

Satu lagi, cuaca yang tidak menentu bukan salah gubernur loh. Jadi percuma menyalahkan gubernurnya. Manusia harus lebih peka terhadap gejala alam. Seperti kata lagu jaman dulu, mungkin alam sudah mulai tak bersahabat dengan kita? Atau mungkin kebalikannya. :)