Entri Populer

Sunday, 9 April 2017

Si 3y9m

Kami, orangtuanya memberinya nama Juan Axel Christian Damanik.

Juan, bahasa spanyol dari John, atau Johannes. Murid Yesus, kekasih Yesus.
Axel, yang artinya bapa orang percaya.
Christian, artinya pengikut Kristus, nama pemberian dari tulangnya ( dari pihak keluarga Girsang. Karena mama dan tulang-tulangnya Juan juga namanya dikasih oleh tulang-tulangnya mama dan tulang-tulangnya Juan. Nah loh, bingung kan? 😄😄).
Damanik, nama Fam dari bapaknya. Secara papanya marga Damanik. Garis patrilinear membuatnya 'harus' bangga menyandang marga Damanik.

Anak ini ternyata sudah gede aja. Udah bisa nanya mau kemana, ini apa, itu apa, kenapa begini, kenapa begitu. Sudah tau memilih mana yang dia suka, mana yang dia tidak suka. Sungguh aku merasa waktu begitu cepat berlalu. Berarti aku sudah hampir 5 tahun aja nih nikah sama bapaknya. (Loh! Kemana aja neng!)

Kesehariannya Juan masih sibuk bermain. Sebagai anak laki-laki, dia amat menyukai petualangan. Apalagi kalo udah sama papanya plus si thomas kereta api. Yang papa jadi tunnellah, papa jadi si percy, trus mereka ngobrollah sesama kereta api, ato maen camping-campingan di kamar. Dengan selimut atau sprei jadi tendanya. Ato, papa jadi kuda dan juan naik kuda. Ah, pokoknya macem-macem. Sekarang dia harus rela berbagi dengan adiknya. Karena papa mama sudah punya dua anak laki, Juan dan Jarrett.

Juan itu anak yang baik. Duh nak, mama akui kamu itu anak baik. Dibalik keegoisannya sebagai anak-anak, aku harus akui dia benar adalah anak sulung. Dia mudah terharu (nurun dari bapake pas kanak-kanak 😝). Dia jarang terlibat perseteruan dengan adiknya. Kadang malah lebih galakan si bungsu draipada abangnya. Sering adiknya mukul kepala or badan Juan ( yang sebenernya adiknya sendiri mungkin ga ngerti apa yang dia lakuin, secara masih 1y4m), tapi dia ga pernah bales mukul. Paling cuma diomongin "adeekkkk, jangaaaaaannn!" (Sambil teriak). Alhasil adiknya nangis karena kaget diteriakin. 😄😄😄😄

Tapi ya namanya anak-anak, dia juga sering ngeselin. Yang ga nyahut kalo dipanggillah, yang masih pengen maen padahal udah jam 10 malemlah, ato apalah. Kadang suka iri sama adeknhalah, yang rebutan maenanlah, pokoknya buanyaakkk.

Ahh, Juan. Mama tau kalo Juan itu sayang sama papa,mama dan adek Jarrett. Tetap jadi abang yang baik ya nak. Tetap rendah hati, tetap jadi Juan yang sabar dan penyayang. Mama Papa akan berusaha sekuat tenaga untuk selalu kasih yang terbaik buat kamu.

Seperti sekarang, mama akan berjuang untuk terus ngomong ke Juan mengenai sekolah dan sekolah minggu. Untuk yang dua ini, Juan masih belom mau, entah kenapa. Untungnya usianya masih belom 4 tahun, jadi masih ada setahun lagi sampai dia TK nanti. Mudah-mudahan anaknya tahun depan mau sekolah.

Love you Juan, mama love you so much. ❤️




Saturday, 1 April 2017

Hidup itu sebuah pilihan

Hidup itu sebuah pilihan
Kita yang menentukan mau jadi apa kita saat ini, pun nanti.

Hidup itu sebuah pilihan,
Kita bebas memilih tentang apapun dalam hidup kita
Kita bebas menentukan 'hitam atau putih' jalan yang kita lalui

Kita cuma diminta bertanggungjawab
Bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang telah kita lakukan

Karena sejatinya, setiap manusia pasti dimintai pertanggungjawaban olehNya kelak di akhirat.

Iya, hidup itu sebuah pilihan.

- sambil ngeliatin JJ dan teman-temannya maen didepan rumah -

Sunday, 15 January 2017

Berbeda dalam beragama

Apa rasanya jika seluruh isi dunia ini semuanya sama? 
Jenis kelamin sama, bentuk wajah sama, pakaian yang sama, kendaraan yang sama, hobi yang sama, suku yang sama, pokoknya semuanya sama. Kira-kira enak ga yah? 
Ah, sepertinya ga enak. Dan saya tidak akan mau menjadi penghuni komunitas seperti itu. 

Disitulah ke Maha-an Tuhan. Dia mampu menciptakan manusia berbeda satu sama lain (jenis kelamin sih cuma 2. Jadi ga ada 'grey area' aka bencong ☺). Wajah yang berbeda (even itu kembar sekalipun, pasti ada bedanya), isi otak yang berbeda, tingkat kecerdasan yang berbeda, suku yang berbeda, pokoknya semuanya berbeda. Seru bukan? Buangeeett!! Saya tentu menjadi salah satu penghuni komunitas yang seperti ini. 
Sangkin Maha nya Tuhan, Dia juga mengizinkan manusia untuk menyembahnya dengan cara yang berbeda-beda (dan kita menyebutnya dengan AGAMA). Tapi justru karena perbedaan agama itulah manusia sering berselisih. Sering bertengkar, berperang dan bermusuhan. 
Sebenarnya kenapa sih Tuhan membiarkan manusia itu menyembahNya dengan cara yang berbeda jika akhirnya harus saling bermusuhan? Nah loh, berat banget pertanyaan gue! 😝😝 
Jujur, saya tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Tapi satu yang saya yakini, dibalik semua itu Tuhan tidak pernah merancangkan hal yang jahat atau buruk pada kita. Kita aja yang terlalu berkutat dengan ego masing-masing, sehingga sering mempersalahkan agama orang lain. 

Saya meyakini agama kristen sejak saya dalam kandungan ibu saya. Dan sampai detik ini, saya kristen. Pengikut Kristus. Itu yang saya imani, dan menurut saya itu yang paling benar. Lalu, apakah dengan begitu agama lain menurut saya salah? Tentu engga dong. Kenapa? Lah, gimana saya mau bilang agama lain benar atau salah, kalau saya tidak mempelajarinya? Kalu saya tidak mengimaninya? 

Saya heran dengan cara orang beragama di negara ini. Di Indonesia ini. Berkoar-koar mengatakan "bagimu agamamu, bagiku agamaku". Tapi tetap saja ngotot kalau agama dia yang paling benar. Jika ada orang yang tidak sepaham dengan dia, dihujat, dihakimi, dikatain kafir, sesat, dsb. Hellooowwww!!! 

Saya pengen bilang begini, dirumah saya, ada anak berusia 15tahun. Yang sejak usia 12,5 tahun dia ikut saya, saya kasih uang saku 500rb/bulan, saya kasih makan 3x sehari dengan makanan yang sama seperti yang saya makan, saya beliin baju, saya kasih uang saku dan uang pulsa, saya beliin kebutuhan per bulannya, saya ajak jalan/travelling kemana saya pergi, dan saya ajarin baca tulis hitung secara dia cuma sekolah sampe kelas 2 SD. Dan dia beragama muslim. 
Pertanyaan saya, apa saya salah memberikan fasilitas dan semua kebaikan itu kepada dia, secara dia sudah membantu saya menjaga anak saya? 
Atau saya balik, apa dia tergolong muslim yang ga taat/murtad atau keimanannya diragukan karena dia tinggal dan hidup dengan saya yang katanya kafir? 

Bagi saya, hidup itu take and give. Lu baik, gue baik. Lu jahat, sebisa mungkin gue tetap baik. Tapi kalo gue ga tahan, ya balik lagi gue jahatin. As simple as that. 
Saya juga bukan manusia suci, tapi setidaknya saya bukan manusia munafik. Yang ribut soal agama, ribut soal kafir, yahudi, dsb tapi tetap menggunakan hp merk cina, masih pake facebook yang punya orang yahudi, masih pakai mesin cuci, mobil, dll yang nota bene keluaran dr negara or produk kafir. 
Ahh sudahlah, tentu tak pantas ribut soal ini apalagi dengan orang dungu. Karena kedunguan itu sepertinya sudah berurat dan berakar di nadi sehingga akal pikiran tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya. 

Dulu, saya bebas mengucapkan "selamat idul fitri" buat teman saya yang muslim. Sekarang? Jangankan mengucapkan salam tsb, untuk bergaul dengan mereka saja saya takut. Takut salah dalam bersikap. Aahh, rumitnya hidup ini jika untuk urusan hal sekecil itu saja harus sampai takut. Tapi, begitulah adanya. 

- if your religion teach you to hate someone, you need a new religion!    Unknown-