Kemarin, aku memutuskan untuk membuka lembaran baru dalam kehidupanku, kehidupan yang kata orang adalah 'hidup yang sesungguhnya', ada berjuta asa, harap dan hal indah yang muncul di benakku. Segala rencana indah, tersusun rapi, tidak hanya di pikiran, tapi tentu juga diatas secarik kertas.
Ketika.. ternyata apa yang terjadi tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginanku, PASTI ada sedih, ada tangis, ada airmata, yang tak perlu diatur, akan mengalir apa adanya, sejalan dengan pilunya hati.
Ketika aku, harus memutuskan hal berat dalam hidup ini, ada begitu banyak pro dan kontra baik yang gamblang di depan mata, atau sembunyi dibelakang tembok dunia ini..
Ketika.. ada banyak orang yang mencibir, 'berkata miring' akan keputusanku, aku pun tidak kuasa untuk marah. Hanya tersenyum, simpul, sambil menahan airmata agar tidak bereaksi dan berkata dalam hati: 'mereka tidak tahu apa yang aku rasakan, jadi biarlah setiap omongan itu hilang ditiup angin'.
Ketika, keputusan itu harus mengorbankan hati orang lain, ada sebongkah rasa bersalah di hati, bertahta demikian tingginya laksana gunung es. Tapi itulah hidup, ini lah fakta, suka atau tidak, terima atau tidak, keputusan itu sudah aku ambil.
Jika saat itu pun, 22 Oktober menjadi hari paling buruk dalam hidupku, aku akhirnya mengerti, bahwa Allahku bekerja sungguh sangat luar biasa dalam rencana pernikahan itu. Dia tahu, Dia mengerti, bahwa apa yang kurancangkan bukan rancangan terbaik, dan Dia berkuasa untuk menutup jalan itu.
Dan saat ini, hari ini, saat aku masih bisa bernafas, masih bisa menuliskan ini semua, aku tahu, aku masih punya harapan. aku tahu, aku masih punya sumber kekuatan yang sangat luar biasa menyayangiku, dengan caraNya yang sangat ajaib.
Hari ini, saat aku bisa menulis ini semua, kesedihanku sudah hilang, tangisku berganti senyum dan pesimisku berganti optimis. Aku tak mau bermimpi terlalu panjang, aku mau bangun, mengejar pelangi yang berikutnya setelah hujan itu selesai.
Dan bila saat ini, hari-hariku boleh dipenuhi sukacita, itu hanya karena kebaikanNya dan campur tanganNya. Mungkin aku tak pintar memuji dengan tulisan, tapi Dia tahu, jauh lebih tahu, apa yang ada di dalam hatiku.
Hari ini, aku memilih untuk menutup buku usangku, dan berjanji tidak akan membukanya kembali. Segala tulisan didalamnya, biar menjadi kenangan, pengalaman dan guru yang luar biasa bermaknanya dalam hidupku. Satu yang pasti, tidak akan pernah ada penyesalan dan dendam. Karena saat ini pun, aku sudah tertawa disaat aku mengingatnya.
Jika orang butuh bertahun-tahun untuk memutuskan menutup buku usang kehidupannya, tidak denganku. Hidupku terlalu berharga untuk kusia-siakan. Cukup beberapa saat, beberapa bulan. Dan ternyata ada imbalan yang luar biasa dari Tuhan buat semua ini.
Tidak sesulit yang aku bayangkan, hanya membutuhkan keberanian untuk bangkit, untuk menantang dunia dan untuk mengejar pelangiku..
Buku itu sudah ditutup, sudah dibuang bahkan sudah dibakar, hingga tak akan ada satupun orang yang mampu membacanya..
Buat seseorang yang berkata kepadaku : Melupakan dan ikhlas itu adalah saat kamu akan tertawa lucu saat harus membayangkannya.. ;) -----> that's means a lot for me, thankyou!
Buat paribanku, yang berkata kepadaku : Go out flo, found the sound of nature, found your "Jingga", gw bangga lo bisa berani. ----> Thankyou!
Buat sepupuku terbaikku : Neng, ga semua wanita berani mengambil keputusan seperti apa yang kau lakukan, apapun itu, aku akan selalu bangga padamu. ----> Your statement is my strength until this day nongneng, Thankyou!
Buat sahabatku : meskipun banyak orang yang berkata miring tentangmu, tapi aku setuju banget dengan sikap tegasmu la.. ----> This is my life, my rules, and this is my decision, thankyou!
This is all what I wanna say.
Menutup buku usang sudah aku lakukan, selanjutnya buku baru kehidupanku akan mulai aku catat, di buku yang benar-benar baru..
Semoga apapun yang akan aku tuliskan kelak, semuanya atas ijin dan restu Tuhan, dan semoga kebahagiaan itu segera nyata didepan mataku.
Come on La, just foud your "Jingga", kejar pelangi itu... ;)