Entri Populer

Tuesday, 22 November 2011

Menutup buku usang

Kemarin, aku memutuskan untuk membuka lembaran baru dalam kehidupanku, kehidupan yang kata orang adalah 'hidup yang sesungguhnya', ada berjuta asa, harap dan hal indah yang muncul di benakku. Segala rencana indah, tersusun rapi, tidak hanya di pikiran, tapi tentu juga diatas secarik kertas.

Ketika.. ternyata apa yang terjadi tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginanku, PASTI ada sedih, ada tangis, ada airmata, yang tak perlu diatur, akan mengalir apa adanya, sejalan dengan pilunya hati.
Ketika aku, harus memutuskan hal berat dalam hidup ini, ada begitu banyak pro dan kontra baik yang gamblang di depan mata, atau sembunyi dibelakang tembok dunia ini.. 
Ketika.. ada banyak orang yang mencibir, 'berkata miring' akan keputusanku, aku pun tidak kuasa untuk marah. Hanya tersenyum, simpul, sambil menahan airmata agar tidak bereaksi dan berkata dalam hati: 'mereka tidak tahu apa yang aku rasakan, jadi biarlah setiap omongan itu hilang ditiup angin'.
Ketika, keputusan itu harus mengorbankan hati orang lain, ada sebongkah rasa bersalah di hati, bertahta demikian tingginya laksana gunung es. Tapi itulah hidup, ini lah fakta, suka atau tidak, terima atau tidak, keputusan itu sudah aku ambil.



Jika saat itu pun, 22 Oktober menjadi hari paling buruk dalam hidupku, aku akhirnya mengerti, bahwa Allahku bekerja sungguh sangat luar biasa dalam rencana pernikahan itu. Dia tahu, Dia mengerti, bahwa apa yang kurancangkan bukan rancangan terbaik, dan Dia berkuasa untuk menutup jalan itu.

Dan saat ini, hari ini, saat aku masih bisa bernafas, masih bisa menuliskan ini semua, aku tahu, aku masih punya harapan. aku tahu, aku masih punya sumber kekuatan yang sangat luar biasa menyayangiku, dengan caraNya yang sangat ajaib.

Hari ini, saat aku bisa menulis ini semua, kesedihanku sudah hilang, tangisku berganti senyum dan pesimisku berganti optimis. Aku tak mau bermimpi terlalu panjang, aku mau bangun, mengejar pelangi yang berikutnya setelah hujan itu selesai.
Dan bila saat ini, hari-hariku boleh dipenuhi sukacita, itu hanya karena kebaikanNya dan campur tanganNya. Mungkin aku tak pintar memuji dengan tulisan, tapi Dia tahu, jauh lebih tahu, apa yang ada di dalam hatiku.

Hari ini, aku memilih untuk menutup buku usangku, dan berjanji tidak akan membukanya kembali. Segala tulisan didalamnya, biar menjadi kenangan, pengalaman dan guru yang luar biasa bermaknanya dalam hidupku. Satu yang pasti, tidak akan pernah ada penyesalan dan dendam. Karena saat ini pun, aku sudah tertawa disaat aku mengingatnya. 

Jika orang butuh bertahun-tahun untuk memutuskan menutup buku usang kehidupannya, tidak denganku. Hidupku terlalu berharga untuk kusia-siakan. Cukup beberapa saat, beberapa bulan. Dan ternyata ada imbalan yang luar biasa dari Tuhan buat semua ini.

Tidak sesulit yang aku bayangkan, hanya membutuhkan keberanian untuk bangkit, untuk menantang dunia dan untuk mengejar pelangiku..


Buku itu sudah ditutup, sudah dibuang bahkan sudah dibakar, hingga tak akan ada satupun orang yang mampu membacanya.. 

Buat seseorang yang berkata kepadaku : Melupakan dan ikhlas itu adalah saat kamu akan tertawa lucu saat harus membayangkannya.. ;)  -----> that's means a lot for me, thankyou!

Buat paribanku, yang berkata kepadaku : Go out flo, found the sound of nature, found your "Jingga", gw bangga lo bisa berani. ----> Thankyou!

Buat sepupuku terbaikku : Neng, ga semua wanita berani mengambil keputusan seperti apa yang kau lakukan, apapun itu, aku akan selalu bangga padamu. ----> Your statement is my strength until this day nongneng, Thankyou!
Buat sahabatku : meskipun banyak orang yang berkata miring tentangmu, tapi aku setuju banget dengan sikap tegasmu la.. ----> This is my life, my rules, and this is my decision, thankyou!


This is all what I wanna say. 

Menutup buku usang sudah aku lakukan, selanjutnya buku baru kehidupanku akan mulai aku catat, di buku yang benar-benar baru..

Semoga apapun yang akan aku tuliskan kelak, semuanya atas ijin dan restu Tuhan, dan semoga kebahagiaan itu segera nyata didepan mataku.

Come on La, just foud your "Jingga", kejar pelangi itu... ;)






Thursday, 10 November 2011

Diamku..

Rasanya ingin teriak, ingin memaki, ingin datang menemuimu dan marah semarah-marahnya.. Tapi, hanya satu pesan yang aku ingat, 'kalau bisa, kamu tidak usah bertemu dengan dia lagi.' Mungkin kalau ga ingat pesan itu, apapun bakal aku lakuin, untuk membuktikan padamu, bahwa tuduhanmu yang mengatakan aku bersalah itu adalah salah besar.
Diamku bukan berarti aku mengakui aku salah. Semua pesanmu baik online dan di inbox, tidak akan pernah aku gubris lagi. Silakan bersikap sesukamu, silakan marah sesukamu, silakan bereaksi seenak hatimu. Itu hakmu. Dan hakku, adalah untuk tidak merespon itu semua.
Hidupku terlalu berharga untuk kuhabiskan dengan memikirkan semua kenangan tentangmu. Tidak akan pernah lagi. Mungkin benar, semua tentangmu tidak akan pernah hilang dari ingatanku, tapi aku bisa pastikan, semua kisah tentangmu sudah aku simpan, tidak akan pernah aku buka kembali. 

Sikapmu tidak mencerminkan gelarmu. Sikapmu tidak mencerminkan 'kehebatan'mu. Sikapmu, tidak mencerminkan apapun. NOL besar. 
ternyata benar, jabatan,gelar tidak menjamin apapun. sama sekali tidak. Dan aku kecewa dengan kelakuanmu. 
Seberapa pantas, seorang seperti dirimu, mengungkapkan kemarahan di jejaring sosial? Apa tujuanmu?
Sekedar mengekspresikan kemarahankah? atau apa?
Atau kau sedang mencari sensasi dan dukungan? Dukungan dan simpati dari orang-orang yang mengagumi dan bangga akan dirimu?
Jika benar kau mengerti apa itu "Kasih" yang selalu kau kabarkan kepada semua orang, lalu apa yang sudah kau tuliskan itu, sehingga semua mata mengarah kepadamu?
Siapa yang hina? Siapa yang berdosa? Siapa yang penuh dengan aib?
Terkecuali Tuhan, kau tak pantas menghakimi siapapun.. 
Aku bukan dirimu. Aku manusia seutuhnya, yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Dan aku bukan dirimu, yang sepertinya manusia setengah dewa atau malaikat. 
Dan aku, tidak akan pernah menuliskan apapun disitu, bukan karena aku takut, tapi hanya karena satu hal, karena aku,bukan dirimu..

Ketahuilah, tak kan pernah ada dendam, itu janjiku dari awal, dan itu pintaku pada Tuhan. Apapun yang terjadi, sudah digariskan olehNya. Setiap kesalahan, pasti bisa diampuni, setiap noda pasti akan tertutup oleh kebaikan dan keinginan untuk berubah kearah yang lebih baik dan setiap asa yang diiringi doa, pasti akan berbuah manis.

Terimakasih, karena akhirnya mengajarkanku satu hal, bahwa ternyata benar, Kau tak pantas buatku.. 

Reaksimu menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya.. :)

Sunday, 6 November 2011

This is what I feel..

Hari ini, hari-hariku masih sama seperti kemarin. Nothing special, as usual, like another sunday..
Minggu sore, aku habiskan dengan makan (this is my first and last for today), ngopi, dengerin musik dan tentunya anteng didepan laptop. Sesekali cek jejaring sosial, chatt dengan teman lama, melirik ke bb, siapa tau ada bbm penting yang hrs aku reply, balik ke laptop browsing berita or judul buku, dan tentu saja reply email kantor or ngerjain kerjaan administratif yang paling menyebalkan sejagat raya.
Apa aku bahagia menjalaninya? Ya, pasti.
Ada yang 'pesimis' dengan keberadaanku saat ini. Katanya aku terlalu berkutat dengan 'broken heart'ku. aku hanya tersenyum tipis membaca bbmnya. You are not know me so well.
mungkin benar, hati ini sedang sakit, rapuh, rusak atau apalah namanya. Ibarat pecahan kaca, berkeping-keping, menjadi serpihan yang sangat kecil. Dan saat ini, aku sedang berusaha sekuat tenaga dan semampuku untuk mengumpulkan serpihan itu, sedikit demi sedikit, berusaha menatanya lagi, mengumpulkan dan menyatukannya. Semuanya tentu butuh waktu, ga mungkin instan. Mungkin akan ada pertanyaan, sampai kapan? Jawabannya hanya satu, sampai hatiku mengatakan bahwa apa yang aku tata dan susun, sudah selesai, dan aku ready untuk membuka hati..

Jangan pernah memaksaku.. semakin dipaksa, maka aku akan semakin menjauh. Mungkin itu hanya sebentuk perhatianmu, sebentuk bantuan dan uluran tanganmu, sebagai seorang teman atau pria yang memang tulus sayang padaku. Tapi maaf, aku belum bisa. Semakin kamu 'keukeuh', maka aku akan semakin menjauh..
Versimu, hanya ingin membuatku tersenyum atau ber haha hihi.. Ok, thanks buat ide itu. Tapi sekali lagi, maaf, bukan itu yang aku butuhkan saat ini.
Saat ini, biarkan aku bermain dengan perasaanku sendiri. Aku tidak membutuhkan siapapun untuk membantuku. aku masih bisa berdiri tegak, menantang hari-hari di depanku. Dan itu sudah jauh lebih dari cukup.
Suatu saat, jika masa dimana aku lelah tiba, mungkin aku akan butuh tangan, atau pundak. Entah milik siapa. Mungkin milikmu, mungkin milik laki-laki lain. Tapi yang jelas, tidak untuk saat ini.

Saat ini inginku hanya satu, mengikuti kata hatiku.. Biar hatiku yang berkuasa, menuntunku kemana aku harus melangkah.. Menikmati hari-hariku dan mensyukuri semua yang ada dihadapanku.

This is me, the real me.. 'keras' yah? :)

there is nothing special in me.. Aku hanya manusia biasa, ciptaan Tuhan yang diciptakan dengan suatu maksud tertentu. Dan untuk itulah aku hidup saat ini..

p/s: Tetap jadi temanku yah.. :)