Entri Populer

Wednesday, 15 June 2016

Merindumu

Tiba-tiba aku merindukanmu
Aku ingin cerita banyak hal padamu
Tentang anak-anakku, tentang keluarga kecilku sekarang
Tentang pergumulanku, tentang masa depanku
Aaahhh.. Sungguh aku rindu
Rasanya belum lama aku mengenalmu
Tapi kau punya tempat spesial dihatiku
Apa kau tahu? Saat ini aku hampir menitikkan air mata karena mengingatmu
Bisakah kau mampir di mimpiku? 
Aku butuh usapan tanganmu di kepalaku
Aku rindu mendengar kau bernyanyi lagu surgawi
Aku rindu saat dimana kita berbicara dengan Sang pencipta
Ada banyak hal yang terjadi setelah kau pergi 
Dan itu belum sempat aku ceritakan kepadamu
Mengunjungi makammu pun aku belum pernah
Tadi aku melihat foto ayahmu di sosial media anakmu
Membuatku terpana dan kembali mengingatmu
Sosok sederhana yang begitu mencintai Tuhan
Orang asing yang membawaku kembali kepada Tuhan
Aaahhh... Entah harus berkata apa lagi
Sungguh aku merindumu
Tolong lihat aku dan keluargaku ini dari atas
Tersenyumlah saat engkau melihatku
Semoga aku selalu bisa menjadi anak kebanggaanmu
Semoga aku bisa selalu mengingat nasehatmu
Semoga aku mampu berjalan dijalanNya sesuai petunjukmu
Beristirahatlah dalam damai Pak, Om, Sahabat, dan Saudaraku
Betapa indahnya surga, memiliki malaikat sepertimu. 

-mengenang Bapak Jacobus Go Reinnamah, seorang sahabat-

Sunday, 5 June 2016

Curhat soal anak

Sejatinya, setiap orangtua (khususnya seorang ibu), pasti selalu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Pun begitu denganku. Dengan segala kekurangan dan kelebihanku ( apa yah kira2) sebagai seorang ibu, aku selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik buat JJ.

Terutama untuk Juan. Kenapa Juan?
Tgl 26 nanti, Juan genap berusia 3 tahun. Masa ini adalah masa dimana ia akan belajar banyak hal. Tentu akan semakin sulit untuk mengarahkan anak dengan karakter seperti Juan. Sang perfeksionis, sekaligus peniru yang ulung. Yah, anak2 emang jago niru. Makanya segala bentuk ucapan dan tingkah laku harus yang baik dan sopan. Agar ia bisa meniru yang sopan.
Jaman sekarang, ada banyak ilmu parenting yang bisa dijadikan acuan dalam mendidik anak. Aku pribadi, menyukai metode montessori (guggling aja kalo pengen tau detailnya). Rasanya metode ini yang paling ideal menurutku. Memanusiakan anak, anak ikut terlibat dalam setiap metode pembelajaran. Jadi anak bukan diajar untuk duduk, diam dan dengar. (Kalo begini, Juan pasti ngacir dan besok2 ga akan mau balik lagi).
Hebatnya lagi, metode ini tidak harus diajarkan dalam sebuah institusi resmi (sekolah). Metode ini bisa dilakukan dirumah. Trus siapa yang ngajarin? Ya mama. Ibu. Orangtuanya.
Ini yang sedang aku lakuin. Meski banyak bolongnya. Meski banyak gagalnya. Tapi, lebih baik bolong drpd tidak sama sekali,bukan?

Sepertinya harus lebih pintar memaintain waktu antara duo JJ, kegiatan rumah dan jadwal istirahat. Semoga bisa. Pasti bisa. Harus bisa. (Edisi menyemangati diri sendiri).

Karena hakikatnya, setiap ibu pasti ingin melakukan yang terbaik buat anaknya. Tidak perlu kuatir dengan 'sepatu' orang lain, sepatu sendiri pasti jauh lebih indah.

- ditulis sambil menemani suami yang lagi kesel karena laptopnya bermasalah mulu, padahal lagi ngerjain tugas kantor di malam hari ini -


Wednesday, 1 June 2016

Meninggalkan zona nyaman

Ini kali kedua, aku harus meninggalkan 'zona nyamanku'. Yang pertama sepertinya ga usah diceritain, karena udah berlalu.
Yang kedua, soon. End of June.
Iyah! Harus pindah rumah lagi, kali ini lebih repot. Keluar camp, beli rumah sendiri (dengan segala perjuangan ya). Loh, seneng dong bisa punya rumah sendiri (lagi). Senenglah pasti. Selain gubuk kami di tangerang, kami akhirnya bisa punya rumah lagi. Tapi.... Seandainya boleh, rumahnya ga pengen di Duri sini sih, ditempat lain ajah...
Cuma itu dia, maunya Tuhan bukan maunya kita. JalanNya bukan jalan kita.

Hari ini, entah kenapa bawaannya mellow. Pengen nangis. Sediiihhh. Sedih karena akhirnya fix harus keluar dr camp. Harus menapak lagi di bumi, di kehidupan nyata. Iyah, kehidupan nyata. Kenapa begitu? Mau tau enaknya hidup di camp?
Rumah besar, fasilitas lengkap. Sampai bola lampu putus pun tinggal telepon minta digantiin. AC bisa hidup 24h/d selagi lu ga kedinginan. Water heater ready. Lu bisa pake lampu dan air sebebas2nya. Serasa hidup di awang2 kalo kata saya.. Enak yah? Enaakkk. Pengen? Pengenlaaahhh. Itu baru dr segi fasilitas. Belom dari segi keamanan. Secara Duri identik dengan hukum rimba-nya kalo kata saya. So, balik lagi. Life is about a choice.
Tapi tetap mellow maaaaakkkkk....

Dalam hati pengen nanya gini sama Tuhan, 'kenapa Tuhan? Kenapa begini?'
Tapi kok rasanya ga pantes banget yah. Masih syukur bisa hidup kelimpahan dan tidak kekurangan, tapi kok malah ga disyukuri.
Akhirnya, kalimat andalan saya today : Jadilah padaku seperti yang Kau ingini.

Hhhmmmm....
Apapun itu Tuhan, jika kami boleh sampai pada saat ini, aku percaya itu semua atas seijinMu. Tidak akan pernah Kau biarkan kami jatuh apalagi sampai tergeletak.
Jika saat ini pun, aku belum mampu melihat jalanMu, ajari aku untuk yakin dan percaya bahwa ini semua adalah yang terbaik untuk kami.
Jika nanti, aku hampir kalah dan putus asa, tolong beri aku kekuatan lebih, untuk seengganya bisa melipat tanganku, menutup mataku dan berbicara kepadaMu. Karena satu yang kuyakini dengan pasti, Engkau hanya sejauh doa.

-ditulis dengan hati gundah gulana, antara bahagia dan sedih-

Ps : Terimakasih Tuhan, untuk setiap rasa ini. ☺️😊😍